Kopi Dan Rokok, Teman Yang Sulit Kutinggalkan
Siapa yang tak suka kopi?
Hampir semua kalangan suka minum kopi.
Minuman yang terbuat dari biji kopi ini memang menjadi salah satu minuman favorit bagi sebagian besar orang.
Kopi juga menjadi sobat setia bagi para perokok, termasuk saya sendiri.
Bagi saya, minum kopi tanpa rokok rasanya menyerupai makan nasi tanpa lauk.
Begitu juga sebaliknya, merokok tanpa kopi rasanya menyerupai kurang pas di mulut.
Tapi,
TOLONG JANGAN DITIRU YA!
Bagaimanapun juga
MEROKOK ADALAH KEBIASAAN BURUK YANG DAPAT MERUGIKAN KESEHATAN ANDA.
Hampir semua kalangan suka minum kopi.
Minuman yang terbuat dari biji kopi ini memang menjadi salah satu minuman favorit bagi sebagian besar orang.
Baca Juga
Kopi juga menjadi sobat setia bagi para perokok, termasuk saya sendiri.
Bagi saya, minum kopi tanpa rokok rasanya menyerupai makan nasi tanpa lauk.
Begitu juga sebaliknya, merokok tanpa kopi rasanya menyerupai kurang pas di mulut.
Tapi,
TOLONG JANGAN DITIRU YA!
Bagaimanapun juga
MEROKOK ADALAH KEBIASAAN BURUK YANG DAPAT MERUGIKAN KESEHATAN ANDA.
Bagi sebagian orang, meminum segelas kopi sambil merokok sanggup menawarkan kepuasan tersendiri.
Hal ini juga saya alami, kebiasaan minum kopi semenjak duduk di kursi sekolah menegah atas dulu terbawa hingga sekarang.
Dulu saya hanya minum kopi sesudah sarapan pagi ketika hendak berangkat sekolah,
dan merokok ialah hal yang paling tidak saya sukai ketika itu.
Sampai-sampai saya tidak mau duduk berdekatan dengan orang yang merokok,
dan saya selalu menentukan ketika berteman, saya tidak mau berteman dengan orang yang merokok.
Minum kopi karenanya menjadi rutinitas saya sebelum berangkat sekolah,
hingga karenanya saya tamat sekolah dan melanjutkan kuliah saya masih sering minum kopi.
Dibangku kuliah, pengalaman saya dengan kopi dan rokok mengalami sedikit perubahan.
Entah kenapa, saya mulai coba merokok walaupun cuma se-batang saja.
Dari sini saya mulai sering merokok sembari ngopi di kantin kampus.
Seiring berjalannya waktu, kopi dan rokok semakin sering mewarnai kehidupan saya.
Setiap kali nongkrong di warung kopi dengan sobat kuliah, kami niscaya minum kopi sambil merokok.
Dan menyerupai halnya dengan rutinitas minum kopi,
merokok pun kini menjadi rutinitas sebab dilakukan sembari minum kopi.
Mulai ketika itu saya selalu merasa ada yang kurang pas ketika minum kopi bila tidak merokok.
Setelah empat tahun kuliah,
karenanya saya selesai dan kini saya berhak menyandang gelar “Sarjana Teknik” di belakang nama saya.
Aulia Rahman, S.T,
Gimana? keren bukan! Hehe.
Apanya yang keren, hingga kini saya masi menyandang status Pengangguran Tidak Tetap.
Sekitar final tahun 2013 silam, saya sempat merantau ke kota Medan.
Di sana saya mulai bekerja sebagai karyawan toko di sebuah sentra perbelanjaan.
Kebetulan saya diterima di toko yang menjual peralatan fotografi sekaligus mendapatkan jasa basuh cetak foto.
dan saya bertugas sebagai operator mesin cetak minilab di toko tersebut.
Di daerah saya bekerja di dalam ruangan yang tidak sanggup merokok sembarangan.
Kalau sedang ingin berasap, ada daerah khusus bagi yang ingin merokok.
Hal ini menciptakan frekuensi merokok saya sedikit berkurang.
Karena jelas, pada ketika jam kerja saya tidak sanggup merokok.
Namun demikian, saya tetap tidak sanggup lepas dari yang namanya kopi.
Sebelum berangkat kerja saya selalu menyempatkan diri menciptakan kopi dan membawanya ke daerah kerja.
Makara pada ketika bekerja saya masih sanggup minum kopi,
bila pun lupa menciptakan kop, saya masih sanggup membelinya di sekitar daerah saya bekerja.
Sulit sekali rasanya untuk tidak minum kopi, padahal segala sesuatu yang dilakukan berlebihan itu niscaya tidak baik.
Suatu malam sepulang kerja saya sempat sakit, tubuh terasa panas dan pegal-pegal.
Kalau sudah sakit, jangankan untuk minum kopi atau merokok, makan nasi pun rasanya tak enak.
Dua hari karenanya saya mencicipi sakit, sesudah sembuh saya mulai mengurangi minum kopi dan berhenti merokok.
Sampai tiga puluh hari kemudian, karenanya rokok berhasil saya lupakan walaupun kopi masih setia menemani.
Tiga puluh hari!, ya hanya tiga puluh hari saya berhenti merokok,
Setelah itu, rokok kembali menemani kopi yang saya minum.
Mungkin saja kopi ini merasa kehilangan temannya. ah, entahlah.
Sekitar awal tahun 2015 saya tetapkan untuk berhenti dari daerah saya bekerja.
Banyak pertimbangan saya pada waktu itu. Harapanya sesudah berhenti, saya sanggup pribadi sanggup pekerjaan baru.
Tapi mungkin Allah punya rencana lain untuk saya,
hingga kini saya tak kunjung menerima pekerjaan baru.
Tapi tetap saya syukuri semua nikmat yang Allah berikan ini.
Sampai goresan pena ini dibentuk saya masih suka minum kopi sambil merokok.
Entah kapan kebiasaan jelek ini sanggup saya tinggalkan,
Semoga saya baik-baik saja dan kesehatan yang diberikan Allah kepada saya sanggup terjaga dengan baik.
Aamiin.
Tulisan ini saya buat bukan untuk memotivasi Anda biar melaksanakan apa yang saya alami.
Pesan saya
selalu jaga kesehatan, hindari rokok bila Anda belum terpengaruh olehnya.
Dan bagi Anda yang gemar minum kopi, lakukanlah segala sesuatu itu sewajarnya.
Hindari melakukannya dengan cara berlebihan ya.
Semoga Anda diberi kesehatan selalu oleh Allah.
Aamiin.