Helmku, Sang Penyelamat Hidupku
Sebuah benda memang mempunyai manfaat sesuai keperluannya, ibarat halnya dengan benda lingkaran berjulukan Helm. Sebuah helm dirancang untuk sanggup melindungi kepala dari benturan dikala terjadi kecelakaan, meskipun tidak menjamin keselamatan tetapi setidaknya mengurangi resiko cidera di kepala. Itulah yang pernah terjadi pada saya bekerjasama dengan benda lingkaran tersebut.
Dari kampung halaman saya hingga ke kota Medan, setidaknya saya harus melewati empat kota kecil yang semuanya sudah berada di wilayah Sumatera Utara. Keempat kota itu yaitu Pangkalan Brandan, Tanjung Pura, Stabat dan Binjai.
Pagi itu saya tetapkan untuk berangkat pukul lima sehabis sholat subuh. Dengan perkiraan, saya hingga di Medan sekitar pukul delapan lebih tiga puluh menit. Tapi kejadiannya berjalan lain, seusai sholat subuh saya kembali tidur hingga akibatnya terbangun sekitar pukul tujuh. Lalu saya pun bersiap dan bergegas untuk berangkat. Saya pun berangkat sehabis pamitan sembari mencium tangan Ibu, masih ingat di kepala saya waktu itu Ibu berkata “hati-hati, jangan ngebut-ngebut ya!” kemudian saya jawab “Iya bu, hening saja”.
Di sepanjang perjalanan, hal yang saya lakukan yaitu sama ibarat perjalanan-perjalanan saya sebelumnya, saya selalu berhati-hati dan selalu waspada. Tapi yang namanya tragedi alam tidak satupun yang tau kapan datangnya. Begitu pula yang terjadi dikala saya gres hingga di kota Pangkalan Brandan. Sepeda motor yang saya kendarai menyenggol sebuah becak yang juga sedang berjalan searah. Pada waktu itu, dari jarak sekitar delapan meter, saya sudah berada di garis lintasan becak yang berada di depan saya. Saat menyadari itu, kemudian saya coba untuk mengarahkan sepeda motor ke arah kanan semoga tidak menabrak becak di depan saya. Namun yang terjadi malah stang sebelah kiri sepeda motor saya menyenggol tipis stang becak di bab kanan, alhasil saya tidak bisa mengendalikan sepeda motornya dan terjatuh, kemudian teruling di jalan raya.
Tak hanya itu, sehabis terguling sekali, badan saya terpisah dari sepeda motor dan menjauh ke depan, saya pun terseret ke cukup jauh dengan posisi wajah kanan melekat di jalan. Untungnya, saya memakai helm sebagai pelindung kepala. Sehingga kepala dan wajah saya tidak terluka sedikit pun, walaupun bab tangan, dengkul dan kaki saya terluka lecet. Betapa terkejutnya saya ketika mengetahui terseret ke lajur jalan yang berlawanan arah. Itu artinya kalau saja ada kendaraan di depan ketika saya terseret tadi, maka habislah saya. Tapi syukur Alhamdulillah, Allah masih sayang dengan saya, dikala itu memang ada kendaraan di depan tapi ternyata mereka berhenti sehabis melihat ada yang terbaring di depan mereka.
Dalam kondisi setengah sadar, saya melihat banyak warga yang tiba menghamipiri kemudian mereka mengangkat dan membawa saya ke pundak jalan. Dan ternyata saya berada sempurna di depan Rumah sakit umum Pangkalan Brandan. Warga kemudian berinisiatif membawa saya ke unit gawat darurat untuk mendapat proteksi pertama. Tapi saya menolak dengan halus, alasannya yaitu saya merasa luka yang saya alami tidak terlalu parah. Lucunya, tiba-tiba kakak becak yang tadi bersenggolan dengan saya tiba menghampiri, impulsif saya bertanya ramah “gimana bang, apa ada yang luka ?”. kemudian beliau jawab sembari berbalik menanyai “jangan kamu tanya aku, kamu gimana, gak apa-apa ?”, saya pun membalas dengan senyum menahan sakit.
Kejadian tersebut memberi pelajaran berarti bagi saya, ke depannya untuk lebih berhati-hati lagi dikala berkendara. Begitu juga dengan Anda, selalu berhati-hati dan waspada dikala berkendara baik memakai sepeda motor maupun dengan mobil. Dan jangan lupa untuk selalu memakai helm pelindung kepala dan patuhi rambu-rambu lalulintas semoga selamat hingga tujuan. Aamiin.
Ceritanya kira-kira begini!
Sekitar pertengahan tahun 2014 silam, saya berangkat dari rumah di Aceh Tamiang mengendarai sepeda motor kesayangan menuju kota Medan. Jarak yang harus saya tempuh cukup menciptakan pan*at (maaf sensor) saya terasa keram alasannya yaitu terlalu usang duduk di atas sepeda motor. Kurang lebih tiga jam perjalanan harus saya tempuh untuk hingga di kota medan. Sebenarnya tidak sulit bagi saya untuk berhenti dan beristirahat di manapun saya mau. Tetapi hal itu tidak saya lakukan, alasannya yaitu saya suka malas melaksanakan itu.Baca Juga
Di sepanjang perjalanan, hal yang saya lakukan yaitu sama ibarat perjalanan-perjalanan saya sebelumnya, saya selalu berhati-hati dan selalu waspada. Tapi yang namanya tragedi alam tidak satupun yang tau kapan datangnya. Begitu pula yang terjadi dikala saya gres hingga di kota Pangkalan Brandan. Sepeda motor yang saya kendarai menyenggol sebuah becak yang juga sedang berjalan searah. Pada waktu itu, dari jarak sekitar delapan meter, saya sudah berada di garis lintasan becak yang berada di depan saya. Saat menyadari itu, kemudian saya coba untuk mengarahkan sepeda motor ke arah kanan semoga tidak menabrak becak di depan saya. Namun yang terjadi malah stang sebelah kiri sepeda motor saya menyenggol tipis stang becak di bab kanan, alhasil saya tidak bisa mengendalikan sepeda motornya dan terjatuh, kemudian teruling di jalan raya.
Tak hanya itu, sehabis terguling sekali, badan saya terpisah dari sepeda motor dan menjauh ke depan, saya pun terseret ke cukup jauh dengan posisi wajah kanan melekat di jalan. Untungnya, saya memakai helm sebagai pelindung kepala. Sehingga kepala dan wajah saya tidak terluka sedikit pun, walaupun bab tangan, dengkul dan kaki saya terluka lecet. Betapa terkejutnya saya ketika mengetahui terseret ke lajur jalan yang berlawanan arah. Itu artinya kalau saja ada kendaraan di depan ketika saya terseret tadi, maka habislah saya. Tapi syukur Alhamdulillah, Allah masih sayang dengan saya, dikala itu memang ada kendaraan di depan tapi ternyata mereka berhenti sehabis melihat ada yang terbaring di depan mereka.
Kejadian tersebut memberi pelajaran berarti bagi saya, ke depannya untuk lebih berhati-hati lagi dikala berkendara. Begitu juga dengan Anda, selalu berhati-hati dan waspada dikala berkendara baik memakai sepeda motor maupun dengan mobil. Dan jangan lupa untuk selalu memakai helm pelindung kepala dan patuhi rambu-rambu lalulintas semoga selamat hingga tujuan. Aamiin.