Rangkaian Sederhana Pada Pneumatik
Rangkaian Sederhana pada Pneumatik - Pada dasarnya, pneumatik ialah sebuah ilmu yang mempelajari ihwal udara bertekanan. Pneumatik berasal dari bahasa yunani, "pneu" yang berarti udara tekan dan "matik" yang artinya ilmu. Makara kata tersebut jikalau disambungkan berarti ilmu yang mempelajari ihwal udara bertekanan.
Pemanfaatan udara bertekanan merupakan teknologi yang banyak diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Contohnya, pada ban kendaraan, mesin kompresor untuk mengisi angin, untuk menyemprotkan cat memakai kompresor, dan masih banyak manfaat yang di sanggup dengan menerapkan udara bertekanan.
Pada kesempatan kali ini, aku akan memperlihatkan pola rangkaian-rangkaian sederhana ihwal ilmu pneumatik. Untuk klarifikasi ihwal rangkaian sederhananya, aktuator yang dipakai pada rangkaian ini ada yang memakai 1 silinder, 2 silinder dan 3 silinder. untuk perkembangan 4 silinder dan seterusnya, sanggup anda terapkan sendiri mengenai perkembangan penggunaan Aktuator tersebut. Pertama, yang akan aku bahas terlebih dahulu yaitu penggunaan satu siilinder.
Rangkaian sederhana Satu Silinder
Rangkaian ini merupakan rangkaian yang paling dasar untuk mempelajari ihwal pneumatik, mulai dari penggunaan komponen, cara merangkai jalur angin, dan pemasangan komponen pneumatik. Untuk menciptakan rangkaian dasar tersebut, maka anda akan membutuhkan
- Single Acting Cylinder (silinder kerja tunggal)
- Double Acting Cylinder (silinder kerja ganda)
- 3 Items 3/2 Valve NC (3 buah katup 3/2 NC)
- 1 Item 5/3 Valve NC (1 buah katup 5/3 NC)
- Shuttle Valve (katup OR)
Setelah menyiapkan alat tersebut, kemudian perhatikan rangkaian pneumatik di bawah ini :
Pada rangkaian di atas merupakan rangkaian dasar untuk mempelajari fatwa angin pada rangkaian pneumatic, susunan pemasangan, cara kerja rangkaian, dan cara memasang rangkaian tersebut. Pada rangkaian di atas terdapat 1 items single acting cylinder, 3 items 3/2 valve NC and 1 Items Shuttle Valve.
Cara Pemasangan
Ketika ingin memasang rangkaian tersebut, maka siapkan alat yang akan dipakai terlebih dahulu. Kemudian, pada ketika memasang komponen, pasanglah 1 items single acting cylinder, 3 items 3/2 valve NC and 1 Items Shuttle Valve terlebih dahulu ke papan pneumatik. Untuk papannya sanggup dilihat pada gambar dibawah ini :
sesudah menyusun dan memasang rangkaian tersebut, kemudian sambungkan selang udara pada masing-masing lubang pada alat, pastikan nomer lubang sama dengan nomer pada gambar biar tidak terbalik pada ketika memasangnya. Contohnya pada 3/2 Valve NC, pada katup tersebut ada 3 lubang yang masing-masing lubang memiliki fungsi dan kiprahnya masing-masing. Pada lubang ke 1 dipakai sebagai input udara. Lubang ke 2 dipakai sebagai keluaran udara atau input udara pada ketika pembuangan udara bertekanan, dan Lubang yang ke 3 dipakai sebagai keluaran udara atau daerah pembuangan udara.
Cara Kerja Rangkaian
Pada rangkaian diatas terdapat 3 Items 3/2 Valve NC. dari ke 3 Items tersebut 2 diantaranya dipakai sebagai Tombol (input). Sedangkan 1 item 3/2 Valve NC digunakan sebagai pengatur pergerakan Aktuator. Untuk lebih jelasnya sanggup dilihat pada gambar dibawah ini :
Pada gambar di atas merupakan klarifikasi dari letak Tombol 1, Tombol 2 dan pengontrol aktuator. Pada ketika tombol 1 di tekan maka angin dari compressor akan mengalir melalui tombol 1 dan mengalir lagi ke Shuttle Valve. Ketika melewati Shuttle Valve, lalu angin akan mengalir untuk mendorong pergerakan dari katup pengontrol. Sehingga pada ketika katup pengontrol digeser oleh udara bertekanan dari Shuttle Valve, maka kondisi dari katup pengontrol yang awalnya NC bermetamorfosis NO,dan udara bertekananpun keluar dari katup pengontrol untuk mendorong Single Acting Cylinder. Cara kerja dari tombol 2 juga sama dengan cara kerja dari tombol 1.
Mungkin cukup sekian klarifikasi mengenai teori dasar perkenalan rangkaian pneumatik. Jika ada saran atau pertanyaan sanggup eksklusif Comment pada kolom dibawah ya!, Salam anak Teknik!!.
***