Pengertian Dan Metodologi Filsafat Yang Dijelaskan Secara Lengkap


Pengertian Dan Metodologi Filsafat Yang Dijelaskan Secara Lengkap Pengertian Dan Metodologi Filsafat Yang Dijelaskan Secara Lengkap
Sesungguhnya filsafat dilahirkan bukan oleh adanya defenisi filsafat. Kelahiran lebih banyak didiorong oleh berbagai pemikiran filsuf. Radikalisme berpikir dimulai dengan sikap para filsuf  yang selalu mempertanyakan  segala sesuatu yang ada.

Filsafat dipandang sebagai sesuatu yang abstrak dan mengawang – ngawang, dan orang akan bingung ketika berfilsafat. Maka dari itu tidak semua orang yang mempelajari filsafat menikati dengan penuh sensasional. Bahkan, kebingungan dapat dianggap sebagai salah satu ciri –ciri  berfilsafat. Padahal kenyataanya tidak demikian.

Dengan filasafat semua menjadi jelas, masalah dapat diselesaikan dan teori dapat digali secara mendalam. Bahkan filsafat dapat menggali lebih radikal segala sesuatu yang sudah di anggap final oleh ilmu pengethauan.

Baca Juga:

Pengertian Filsafat Secara Umum

Filsafat adalah pengethaun tentang cara berpikir krtis pengetahuan tentang kritik yang radikal, artinya sampai akar – akarnya  dan sampai padan konsekuensi  yang terakhir. Radik berasal dari kata ed artinya akar  yang juga di sebut arche sebagai ciri kahas berfikir filosofis .  perbedaanya dengan pengetahuan adalah adanya asumsi sebagai titik tolak yang disebut sebagai keyakinan filsafati.

Radikal adalah asumsi yang tidak hanya dibicarakan tetapi digunakan. Dengan demikian, filsafat adalah pengetahuan tentang berfikir kritis  sistematis, dan pengetahuan tentang pemahaman universal terhadap semua persoalan dan pengetahuan tentang kebenaran pemikiran yang tanpa batas dan masalah yang tidak pernah tuntas.

Filsafat berbeda dengan sains yang menggunakan asumsi sebelum berkerja, filsafat membangun dan membicarakanya. Oleh karena itu yang dapat ditemukan adalah hakikat kebenaran dan kebenaran yang hakiki segala sesuatu. Hakikat merupkan istila yang menjadi ciri khas filsafat. Hakikat adalah pemahaman sesuatu hal yang paling menadasar.

Maka dari dapat disimpulkan jika filsafat tidak hanya berbicara tenanting wujud atau materi sebagaimana ilmu pengetahuan, tetapi juga berbicara makna yang terdapat dibelakang nya. Dalam filsafat hakikat tersebut sebagai akibat dari  berifikir radikal.

Pengertian Filsfat Menurut Para Ahli

Beberapa filsuf atau dan para pemikir lainya  mendefenisikian filsafat sebagai berikut.

Plato (427-347 SM) berpendat filsafat adalah ilmu yang membicarakan hakikat sesuatu.
Al- Farabi mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu yang bertugas mengetahui semua yang ada karena  dia ada.

Imanuel Kant (1724-1804), salah seorang filsuf abad modern berpendapat bahwa filsafat adalah  ilmu pengetahuan mengenai pokok pangkal dari segala pengetahuan dan perbuatan.

Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831) seorang filsuf jerman termasuk dalam aliran filsafat idelisme, mendefenisikan filsafat sebagai “the investigation of things by thought contemplation” pencarian segala Sesutu dengan cara berpikir mendalam.

Bertrand Arthur Wiliam Russel (1872-1970) seoramg filsuf inggris mengatakan bahwa filsafat adalah upaya menjawab pertanyaan – pertanyaan secara kritis.

Reymond F. Piper dan Paul W. Ward mengartikan filsafat sebagai “a critical and thorough going interpretation of reals and ideals of man’s fortune as wrappad up in them”
Robert Paul Wolff memberikan defenisi filsafat sebgai “the systematic reflection of the mind upon the criteria of the right though and right action which it employes  in all of its activities.

N. Drijarkara S. J (1913-1967) berpendapat bahwa filsafat adalah pikiran manusia yang radikal, artinya dengan menyampingkan pendirian – pendirian dan pendapat eksiomatis mencoba memerhatikan pandangan yang merupakan akar dari pandangan lain dan sikap praktis.

Menurut Hasbullah Bakry, filsafat adalah ilmu yang meyelidiki segala sesuatu secara mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga menghasilkan pengetahuan tentang hakikat yang dapat di capai akal manusia dan sikap manusia yang seharusnya setelah mencapai pengetahuan.

Baca Juga:

Metodologi Filsafat

Metode mempelajari filsafat ada tiga yaitu metode sistematis, metode historis dan metode krtitis. Belajar dengan metode sistematis dimulai dengan banyak membaca buku filsafat, mamahmi pengertian-Nya, memahami objek yang akan di kaji, sistematika filsafat, makna ontologi, epistemologi, dan sosiologi.

Pra filsuf atau biasa di kenal dengan pelaku pilsafat yang berusaha menyusun metode untuk mendapatkan pengakuan universal ataupun untuk mempertahankan kelayakan filsafat sebagai sebuah disiplin ilmu adalah sebagai berikut.

1. Metode Dialektik

Metode Dialektik ini di bahas oleh plato, yaitu dua orang yang berdialog salin melemparkan  melemparkan pertanyaan dan memberikan jawaban masing - masing secara nergantian. Toko utama yang di perkenalkan oleh plato didalam dialog itu adalah Socrates sebagai orang yang mengajukan pertanyaan - pertanyaan nya pada sudut kota Athena.

2. Metode Siligisme

Metode ini di perkenalkan oleh Aristoteles, metode Siligisme atau logikanya yaitu dengan menggabungkan pembenaran dan penyangkalan di antara tiga terma, sebuah kesimpulan yang meyakinkan dapat di dapatkan dengan metode Siligisme ini. Jika dua terma secara terpisah membenarkan terma ketiga, dapat di simpulkan bahwa kedua terma tersebut saling membenarkan satu sama lainnya.

3. Ketode Thomistik

Metode Thomistik ini di kembangkan oleh Thomas Aquinas, secara terperinci mengatakan persoalan yang harus dijawab dalam bentuk sebuah pertanyaan. Kemudian melangkah pada pengajuan keberatan - keberatan yang tampaknya di arahkan untuk menopang jawaban - jawaban, baik yang positif maupun negatif, dan selanjutnya sampai pada argumen secara bervariasi di dahului dengan "Saya menjawab bahwa..." Seluruh metode ditutup dengan menjawab semua keberatan yang sudah diajukan sebelumnya.

4. Metode Skeptis

Metode Skeptis di kembangkan oleh matetikawan asal Prancis yang bernama Rene Descartes dia yang merasa prihatin atas kurangnya metode dari filsafat. Metode Skeptis adalah sebuah metode yang di pergunakan untuk menghapus keseluruhan bangunan ilmu pengetahuan. Sebagai gantinya dia menciptakan bangunan filosofis baru yang masing - masing blok bangunan itu dicoba dan diuji sehingga terbebas dari keraguan Descartes. Descartes adalah seorang tokoh utama rasionalisme  yang menciptakan metode keraguan terhadap sesuatu dalam berfilafat.

5. Metode Spinoza

Metode Spinoza di mana metode ini menyusun sistem filsafat yang menyerupai sistem ilmu ukur, meotode ini di kembangkan oleh penganut rasionalisme yang bernama Spinoza berpandangan jika argumen - argumen ilmu ukur merupakan  kebenaran - kebenaran yang tidak perlu di buktikan lagi. Artinya jika seseorang memhami makna yang dikandung oleh kata - kata yang di pergunakan dalam dalil - dalil dalam pernyataan "sebuah garis lurus merupakan jarak terdekat di antara dua buah titik", harus di akui kebenaran pernyataan tersebut, sebagai kebenaran aksiomatik.

6. Metode Cartesian

Metode Cartesian memiliki kelemahan  yang bersifat historis. Sebab, metode Cartesian dirumuskan justru pada saat ilmu pengetahuan secara membeberkan pengertian tentang pengetahuan secara pasti mebeberkan pengertian tentang matahari, bumi dan alam semesta sebagai suatu  yang integral.

7. Metode Klasik

Metode Klasik bersifat relatif memandang kehidupa, dunia dan interaksi keduanya hanya sebagai refleksi dalam aktivitas menghadapi kehidupan dan dunia lebih mengutamakan fungsionalitas kesadaran. Metode refleksi adalah klasikal  sebab dimulai dengan refleksi itu sendiri. Metode ini berpandangan bahwa semua yang berkaitan dengan filsafat hanya refleksi.

8. Metode fenomenologi

Metode fenomenologi di rumuskan oleh Edmund Husserl. Ia merumuskan metode fenomenologis yang secara tepat mampu menempatkan filsafat dalam jajaran ilmu - ilmu lain. Dia berpandangan bahwa filsafat membutuhkan sebuah metode yang tepat untuk menempatkan filsafat dalam jajaran ilmu lain. Ia berpandangan bahwa filsafat membutuhkan sebuah metode yang tepat untuk menegaskan validitasnya dalam kehidupan dan pengalaman hidup manusia sehari - hari.

9. Metode Fenomenologis

Metode Fenomenologis Artinya adalah fenomena diderivasi dari kata benda phas yang berarti cahaya. Metode ini digunakan oleh Edmund Husserl yang menurutnya fenomena atau gejala  bukanlah suatu selubung yang mewujudkan realitas dan juga bukan sebagai penampakan realitas.

Kesimpulan

Kesimpulan dari metode filsafat, pada umumnya metode filsafat dapat kita pahami menjadi dua maksud.

1. Cara kerja filsafat dalam memikirkan objek  meteria dan objek forma dengan tiga pendekatan utama yang telah diuraikan sebelumnya, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
2. Cara kerja fulsuf dalam menggunakan filsafat sebagai metode berpikir sistematis, logis, kontemplatif, dan radikal.

Sumber https://www.bungkill.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel