Cerita Maut 1
Sang Sakratul Maut
Pasti Akan Datang
ia dikenal sebagai perjaka yang berbakti kepada ibunya. Setelah ayahnya meninggal, ia menjadi referensi satu-satunya bagi keluarganya. ia harus mengurus saudari-saudarinya yang yatim dan mendidik mereka secara benar. ia harus mengisi rumahnya dengan cinta kasih, kelembutan, dan kasih sayang. Sang ibu tentu saja amat mencintainya. Bahkan, sang ibu menyuruh salah seorang anak perempuannya untuk melayaninya.
suatu hari, adiknya yang bungsu bangun di muka pintu untuk menyambut kedatangannya. ia melepaskan sepatunya. Saat itu seluruh isi keluarga tersenyum bahagia menyambut kedatangannya.
Tahun-tahun pun. saudari-saudarinya sudah beranjak dewasa. Abdullah mulai berpikir untuk menikah, yah, untuk menyempurnakan separo agama-nya. ia memberitahu kabar gembira itu kepada sang ib.
Tentu saja sang ibu amat bersuka cita mendengarnya. Bahkan, si ibu sendiri yang memilihkan seorang perempuan manis jelita lagi kaya raya. Namun sayang, perempuan itu masih perlu mendapat pendidikan akhlak-akhlak islam. ia memang kaya, banyak harta, dan manis jelita, tetapi miskin agama dan akal pekerti.
Si ibu seprtinya lupa bahwa kecantikan yang hakiki ialah kecantikan akal pekerti, bukan sekedar kecantikan lahiriah dan penampilan. si ibu telah lupa akan pesan Nabi Al-Mustafa
pilihlah yang baik agamanya, pasti dirimu akan selamat
Akhirnya Abdullah menikah. Namun, Begitu cepat pula terjadi perubahan pada dirinya dengan sangat drastis. Istrinya yang manis telah merubah dirinya manjadi orang yang durhaka terhadap ibunya. ia justru menaati istrinya dan bersikap durhaka terhadap ibunya. Ia justru menaati istrinya dan bersikap durhaka terhadap ibunya sendiri. Ia telah menjelma makhluk lain. Ia tidak menyerupai anak ibu yang dikenal sebelumnya.
Sang istri memang perempuan jelita yang tumbuh di lingkungan rusak. Kondisinya juga tidak lebih baik dibandingkan sang suami. Ia juga dikenal sebagai perempuan yang durhaka kepada kedua orang tuanya. Bahkan saking pelitnya, ia enggan memberi sekedar sup panas kepada kedua orang tuanya di hari yang hirau taacuh menusuk.
Hari-hari pun berlalu. Si istri memperoleh kemajuan pesat dalam karirnya. Untuk merayakan kesuksessanya itu, ia mengadakan sebuah pesta jamuan di hotel termewah dikota itu. Ia mengundang kerabat-kerabat dekatnya yang tentunya selevel dengannya dalam kekayaan, atau setidaknya yang mengatakan dirinya sebagai orang-orang yang meperlihatkan dirinya sebagai orang-orang borjuis. Ia ingin pesta itu menjadi pesta yang lain daripadanya yang lain, dapat dikenang oleh siapa saja. Karenya, ia mengundang sebuah group grup band ternama dengan mengeluarkan biaya puluhan ribu riyal (sekitar puluhan sampai ratusan juta rupiah).
usai menghabiskan malam yang penuh hingar-bingar, sehabis menghabiskan biaya yang sangat banyak, pulanglah ia kerumahnya, ia membantingkan badanya di atas kasur yang empuk.
ia berteriak sekuat tenaga, "Abdullah , Abdullah! Api, api sedang membakarku! Aku mencicipi ada kuku-kuku dari besi mencakar-cakar tubuhku!"Tiba-tiba.........
ia terus-menerus berteriak memanggil suaminya suaminya, " Abdullah , Abdullah, api, api!"
sang suami tidak melihat adanya api, namun dengan cekatan ia bergegas mengambil air hirau taacuh dan menyiramkannya ke tubuh si istri. Akan tetapi, tak diduga perbuatannya itu justru menciptakan si istri berteriak semakin keras. Api tersebut seperti semakin berkobar aben tubunya. Sebenarnya itu bukanlah api. Itu ialah sakratul maut!
"Datangnya sakratul maut yang sebenar-benarnya, itulah yang kau selalu lari darinya."(Q.S Qaf:19)
Kemungkikan, itu ialah awal dari siksa akhirat. Balasan dari segala perbuatan maksiat dan dosa -dosa yang dilakukannya.
beberapa ketika sehabis ia menjerit-jerit alasannya ialah mencicipi siksa dan rasa sakit tersebut, ia pun menghebuskan nafasnya yang terakhir di atas kasurnya yang empuk. Ia meninggalkan dunia ini menuju alam yang hanya dapat dibayangkan.
ke manakah perinya status sosial yang tinggi sampai ia menyelenggarakan pesta yang begitu glamor untuk merayakannya?
ke manakah perginya harta yang ia hambanya hamburkan secara membabi-buta untuk berhura-hura dan bersenang-senang?
ke mana perginya kecantikan yang selama ini dibanggakannya?,
ke mana , ke mana dan kemana? semuanya telah lenyap tak bersisa sedikitpun. Yang tinggal hanya amal perbuatan.
hai orang-orang yang disibukkan oleh pesona dunia,
sungguh engkau telah terkicuh oleh angan-angan.
Kematian akan tiba dengan tiba-tiba,
padahal kuburan ialah daerah simpanan amal perbuatan.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa salam bersabda :
" Allah memang memanjangkan angan-angan orang yang suka berbuat zholim; sampai apabila Allah mencabut nyawanya, ia tidak akan dapat berkilah lagi." (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim)
(Baca Juga : Kematian)
- buku "Misteri Menjelang Ajal -kisah-kisah su-ul khotimah khusnul khotimah" penulis Muhammad bin Abdul Aziz Al-Musnid diterjemahkan oleh Abu Umar Basyir Al-Maidani.